¡Nailed it! México

Ini judul acara yang menjadi salah satu tontonan favorit di Netflix. Sudah melewati musim tayang ketiga dan belum ada yang baru. Kabarnya tahun ini bakal ada syuting untuk musim selanjutnya, tapi masih simpang siur.

Acara ini bisa dibilang kompetisi bagi para amatir untuk membuat kue atau roti dan menghiasnya. Mereka diberikan tantangan untuk membuat kue seperti buatan juri dari kalangan profesional (Anna Ruiz). Bentuk kue karya Bu Anna terlalu rumit bagi para pemula. Dalam waktu tertentu yang kadang disediakan sangat terbatas, kue atau roti yang ditiru itu harus selesai sesuai tenggat. Entah bagaimana bentuknya, itu urusan belakangan. Tiap-tiap peserta sudah berusaha secara maksimal mengerahkan segala kemampuan, apalagi hadiahnya menggiurkan, seperti seperangkat alat masak-memasak biasanya diberikan saat sesi pertama kepada pemenangnya, sedangkan pada sesi kedua (final), hadiahnya berupa tropi dan uang 200.000 peso Meksiko (bukan peso dalam bahasa sunda ya).

Para peserta berpacu dengan waktu. Bisa dibayangkan kehebohan selama proses membuat kue lalu menghiasnya dengan bahan fondant. Di tengah acara, Pak Omar suka menyemangati para peserta dan menyuruh untuk berkreasi jika menemukan kendala.

Bentukan kue dari para peserta ini bisa ditebak, tidak ada yang mirip dan sering kali bikin ngakak, meleset jauh dari panduan. Kalau soal rasa, hasil karya setiap peserta bisa saja diadu. Namun, teknik pembuatan dalam menghias kue atau bolu memang harus dipelajari agar bisa semahir Ibu Anna. Malah kalau ada karya peserta yang agak menyerupai atau hampir mendekati contoh yang disajikan, bikin takjub para juri dan pemirsa.

Hasil karya yang bentuknya beragam saking uniknya diapresiasi sebagai sebuah karya artistik karena ada usaha dan kreativitas yang ditunjukkan para peserta. Acara ini seperti kata-kata Dora, “berhasil…berhasil…hore!” setiap selesai atau sukses menyelesaikan misi.

Tiga jurinya lucu-lucu dan suasananya terasa rileks walaupun ada ‘keriweuhan’ di meja para peserta, apalagi kalau jurinya sudah menyebutkan waktu yang tersisa. Dalam memberikan komentar, tidak ada juri yang seperti Gordon Ramsay (ngeriiii… kalau dia jadi jurinya).

Mereka juga memaklumi karena para peserta adalah orang-orang yang punya hobi bikin kue sambil bereksperimen di rumah. Senang bikin kue, tapi hasilnya sering tidak sesuai ekspektasi padahal sudah mengikuti resep.

Sebenarnya, acara ini punya versinya di beberapa negara. Tapi, lebih suka yang versi Meksiko karena banyak informasi dan pengetahuan yang tergali. Pernah satu jurinya tiba-tiba membahas sejarah coklat bahwa coklat atau ‘chocolate’ itu berasal dari kata ‘xocoatl’. Unsur-unsur tradisi Meksiko terungkap di acara ini, misalkan piñata dan la catrina. Teringat film “Coco” atau “The Book of Life”. Bahasa Spanyolnya juga tidak terlalu ‘cepat’ dalam penyampaiannya kalau dibandingkan bahasa Spanyol yang Eropa.

Tips dari mi amiga asal Amerika latin. Kalau mau meningkatkan kemampuan bahasa Spanyol untuk pemula, pilih bahasa Spanyol yang digunakan di Meksiko, Kolombia, atau Peru. Siapa tahu suatu hari nanti bisa menikmati karya milik Gabo atau menonton “Money Heist” dalam bahasa aslinya. Sekalian menyaksikan pertandingan langsung Barça di Camp Nou kelak (kalau punya mimpi jangan nanggung).

Chau